Apalagi

Tindakan yang dilakukan oleh NYPD terhadap komunitas muslim yang ada di Newyork - Amerika pada umumnya dan khususnya pada hal yang serupa namun diluar New York, telah menimbulkan suatu reaksi yang keras dari pihak otoritas Muslim disana, baik itu dikalangan perkerja, militer, doktor, para ulama sampai kepada para pelajar.

Merasa hak kehidupan bermasyarakatnya dibatasi, karena berdasarkan masalah agama, oleh pengawasan NYPD. Komunitas muslim yang diwakili oleh Syed Hassan dan Farhana Khera dari advokat muslim mengajukan tuntutan yang dilayangkan kepada NYPD.[i] Hal ini dilakukan sebagai bentuk keberatan dari perlakuan tidak seimbang yang dialami oleh warga muslim disana.

Sebagaimana yang diberitakan beberapa media online Amerika dan beberapa website komunitas muslim. Dikatakan bahwa NYPD berusaha mengintervensi kegiatan komunitas muslim dengan memata-matai segala aktivitas kehidupan bermasyarakat disana.

Tindakan yang dilakukan oleh NYPD, disinyalir, merupakan sebuah bentuk penegakan hukum atas sesuatu yang ilusi. Ia jauh dari kebenaran nyata. Alasan yang paling utama yang dilontarkan oleh pihak NYPD adalah untuk menanggulangi permasalahan terorisme. Lebih lanjut, NYPD mengatakan bahwa hal ini dilakukan sudah berdasarkan fakta yang ditemukan.[ii]

Dengan meminjam masa yang telah berlalu, dalam hal ini terkait dengan 9/11, NYPD telah melakukan suatu tindakan yang tak seharusnya dilakukan. Bolehlah dikata bagi mereka, perang melawan terorisme belum berakhir dan sebagai salah satu wujud untuk mencegah tindakan teror itu terulang kembali, mereka dengan kehendak jiwanya telah memberikan suatu perhatian khusus terhadap warga muslim yang ada disana, bahkan berlebihan.


Kita bisa membayangkan bagaimana kalau misalnya segala tindak-tanduk kegiatan yang kita lakukan sehari-hari terus diawasi oleh pihak keamanan ditempat anda tinggal? Meskipun banyak yang berdalih bahwa hal itu bagus untuk dilakukan akan tetapi disatu sisi hal tersebut cenderung diskriminatif. Kenapa hanya pada warga muslim saja NYPD merasa harus mengawasi kegiatan-kegiatan sehari yang dilakukan secara curiga.

Dimesjid diintai, dikampus diawasi, disekolah dimata-matai, ditaman diperhatikan, ketika berkumpul mengobrol dicari apa yang diobrolkan, sampai kepada aktifitas ngeblog para pelajar/mahasiswa disana diawasi. Jangan-jangan penyusup telah masuk kerumah-rumah warga muslim disana. Tentu hal itu berdasarkan persepsi mereka terhadap, sikap berlebihan dalam menanggapi, terorisme.

Dalam tulisan pendek ini saya hanya ingin menjelaskan sedikitnya tiga faktor yang berhubungan dengan pemasalahan diatas. Ketiga faktor ini sangat berkaitan erat satu sama lainnya, bahkan saling menegaskan. Yang pertama adalah menyinggung kembali kisah klasik pertentangan antara Islam dan barat. Yang kedua lahirnya definisi Terorisme, citra ilusi, yang erat kaitannya dengan Islam dan yang ketiga adalah bagaimana hal tersebut menjadi sebuah panopticon global bagi islam.

Kisah Klasik Pertentangan Dalam Dunia Fatamorgana


Tindakan yang dilakukan oleh NYPD terhadap komunitas muslim yang ada di Newyork - Amerika pada umumnya dan khususnya pada hal yang serupa namun diluar New York, telah menimbulkan suatu reaksi yang keras dari pihak otoritas Muslim disana, baik itu dikalangan perkerja, militer, doktor, para ulama sampai kepada para pelajar.

Merasa hak kehidupan bermasyarakatnya dibatasi, karena berdasarkan masalah agama, oleh pengawasan NYPD. Komunitas muslim yang diwakili oleh Syed Hassan dan Farhana Khera dari advokat muslim mengajukan tuntutan yang dilayangkan kepada NYPD.[i] Hal ini dilakukan sebagai bentuk keberatan dari perlakuan tidak seimbang yang dialami oleh warga muslim disana.

Sebagaimana yang diberitakan beberapa media online Amerika dan beberapa website komunitas muslim. Dikatakan bahwa NYPD berusaha mengintervensi kegiatan komunitas muslim dengan memata-matai segala aktivitas kehidupan bermasyarakat disana.

Tindakan yang dilakukan oleh NYPD, disinyalir, merupakan sebuah bentuk penegakan hukum atas sesuatu yang ilusi. Ia jauh dari kebenaran nyata. Alasan yang paling utama yang dilontarkan oleh pihak NYPD adalah untuk menanggulangi permasalahan terorisme. Lebih lanjut, NYPD mengatakan bahwa hal ini dilakukan sudah berdasarkan fakta yang ditemukan.[ii]

Dengan meminjam masa yang telah berlalu, dalam hal ini terkait dengan 9/11, NYPD telah melakukan suatu tindakan yang tak seharusnya dilakukan. Bolehlah dikata bagi mereka, perang melawan terorisme belum berakhir dan sebagai salah satu wujud untuk mencegah tindakan teror itu terulang kembali, mereka dengan kehendak jiwanya telah memberikan suatu perhatian khusus terhadap warga muslim yang ada disana, bahkan berlebihan.

Kita bisa membayangkan bagaimana kalau misalnya segala tindak-tanduk kegiatan yang kita lakukan sehari-hari terus diawasi oleh pihak keamanan ditempat anda tinggal? Meskipun banyak yang berdalih bahwa hal itu bagus untuk dilakukan akan tetapi disatu sisi hal tersebut cenderung diskriminatif. Kenapa hanya pada warga muslim saja NYPD merasa harus mengawasi kegiatan-kegiatan sehari yang dilakukan secara curiga.

Dimesjid diintai, dikampus diawasi, disekolah dimata-matai, ditaman diperhatikan, ketika berkumpul mengobrol dicari apa yang diobrolkan, sampai kepada aktifitas ngeblog para pelajar/mahasiswa disana diawasi. Jangan-jangan penyusup telah masuk kerumah-rumah warga muslim disana. Tentu hal itu berdasarkan persepsi mereka terhadap, sikap berlebihan dalam menanggapi, terorisme.

Dalam tulisan pendek ini saya hanya ingin menjelaskan sedikitnya tiga faktor yang berhubungan dengan pemasalahan diatas. Ketiga faktor ini sangat berkaitan erat satu sama lainnya, bahkan saling menegaskan. Yang pertama adalah menyinggung kembali kisah klasik pertentangan antara Islam dan barat. Yang kedua lahirnya definisi Terorisme, citra ilusi, yang erat kaitannya dengan Islam dan yang ketiga adalah bagaimana hal tersebut menjadi sebuah panopticon global bagi islam.

Kisah Klasik Pertentangan Dalam Dunia Fatamorgana

1/Post a Comment/Comments

Post a Comment

Ads1

Contact

Ads2